Pengenalan khalayak, audience atau
publik dari pengertian public (dalam bahasa Inggris) lebih relevan untuk
memahami struktur publik karena relevan dengan konteks public relations
(humas). Pengenalan bentuk publik lebih dipahami pula dalam konteks
sasaran organisasi tertentu baik komersial dan nonkomersial dalam
hubungan dengan publiknya: publik internal dan publik
eksternal. Pemahaman struktur publik yang lebih menyeluruh adalah dari
segi manajemen humas yang mengelola hubungan organisasi dan publik
internal maupun publik eksternal, yang meliputi enam unsur.
Pakar humas, Frank Jefkins mengemukakan
ada delapan publik utama dari kelompok orang yang berkomunikasi dengan
suatu organisasi baik secara internal maupun eksternal. Dikemukakan pula
mengapa suatu organisasi harus mengenali publik organisasinya dengan
memahami empat alasan penting. Alasan ini membawa konsekuensi dan
membebani pelaksana humas bila tidak mengantisipasi ciri publik itu.
Peranan opini (sikap publiknya) diutamakan dalam memperoleh dukungan
publik tertentu mengenai citra organisasi.
Di pihak lain pengenalan publik erat
hubungannya dengan perumusan penelitian proses perencanaan humas suatu
organisasi yang meliputi 6 P: people, process, practise, product, plant,
dan publication. Bentuk publik dikenal juga melalui penggolongan
(klasifikasi) hubungan antara komunikasi dan komunikator antara lain
publik sosial, publik fungsional, serta target publik yang dikenal
dengan stakeholders dalam lima klasifikasinya.
Unsur-unsur Media Komunikasi Humas
Unsur-unsur media komunikasi atau media
yang digunakan humas, dipahami dalam konteks pemilihan media yang sesuai
dengan ciri-ciri dan sifat publik yang dikelola hubungannya oleh suatu
organisasi. Jelasnya media komunikasi yang digunakan adalah yang sesuai
dengan ciri publik internal dan publik eksternal dari suatu organisasi.
Publik internal adalah karyawan, pemegang saham, dan hubungan
industrial; sedangkan publik eksternal adalah komunitas sekitar
organisasi, konsumen, pemerintahan, media pers.
Baik hubungan secara manusiawi (human
relations) maupun dalam keadaan krisis organisasi, termasuk pula media
yang digunakan humas meliputi tiga komponen, yaitu manajemen organisasi,
publik, dan humas. Sebagai unsur pendukung perlengkapan teknis, yang
digunakan adalah buletin internal, papan pengumuman, kunjungan berkala,
dan tatap muka. Tidak kurang pentingnya hubungan karyawan (employee
relations) di tempat bekerja sehari-hari.
Demikian pula media hubungan dengan
pemegang saham untuk menanamkan rasa memiliki perusahaan dan saling
menguntungkan dengan pihak manajemen, khususnya manajemen keuangan dan
investasi melalui wawancara atau kuesioner, pos atau forum-forum rapat.
Media dalam hubungan industrial juga menggunakan forum-forum konsultasi
di dalam atau antara bipartit dan tripartit ataupun antara SPSI dan
apindo. Demikian pula media-media yang digunakan dalam hubungan publik
eksternal yang terdiri dari para pelanggan komunitas tertentu, instansi
pemerintah, pers. Hubungan media pers sangat berperan dengan menggunakan
unsur-unsur media cetak atau elektronik yang ditunjang oleh kemitraan
yang terpadu antara praktisi humas dan wartawan dengan saling
menghormati profesi masing-masing.
Penggerakan dan Pengarahan Kegiatan Humas
Fungsi manajemen humas adalah mengelola
hubungan organisasi dan publik, mewujudkan saling pengertian bersama
untuk mencapai tujuan organisasi/perusahaan secara efisien dan efektif.
Dengan kata lain menyampaikan informasi yang objektif mengenai kebijakan
pimpinan agar publik dapat memahami organisasi/perusahaan yang
diwakilinya, sekaligus menilai opini/sikap publik terhadap
organisasi/perusahaannya.
Fungsi manajemen pengembangan pelaksanaan
menggerakkan (actuating) Humas terutama terlibat dalam proses penetapan
sasaran dan tujuan organisasi, pembagian pekerjaan organisasinya, dan
motivasi, kepemimpinan, koordinasi serta komunikasi. Proses menggerakkan
humas tersebut berlandaskan delapan tugas manajemen humas secara
fungsional dan operasional serta meliputi tiga bidang peranan manajer
dengan enam langkah pengorganisasiannya. Peranan motivasi ditentukan
oleh sejauh mana humas memahami sikap dan perilaku organisasi dan publik
mewujudkan kredibilitas, citra, serta sasaran organisasinya secara
efisien dan efektif. Di pihak lain ditentukan pula oleh dorongan
motivasi penilaian orang luar (publik) terhadap organisasi dan budaya
perusahaannya (corporate culture). Pengarahan motivasi sangat
dipengaruhi oleh penerapan empat macam pendekatan filsafat manajemen
humas.
Sedangkan pengarahan operasionalnya
meliputi empat tindakan yang membantu manajemen menggerakkan humas.
Pengarahan motivasi dan operasional tersebut berdasarkan pola umum
dengan tiga model motivasi: tradisional, hubungan manusiawi, dan sumber
daya manusia. Manajemen humas dapat mengalami masalah hubungan yang
tidak efektif antara lain disebabkan oleh masalah komunikasi organisasi.
Masalah ini dipengaruhi oleh empat faktor saluran/struktur organisasi
formal dan oleh empat macam jaringan aliran komunikasi. Oleh karena itu
perlu dipahami strategi komunikasi organisasi: komunikasi vertikal,
lateral dan diagonal dengan prosedur hubungan dan tindakannya
masing-masing.
Komunikasi adalah kunci koordinasi yang
efektif, oleh karena itu perlu dipahami empat masalah pencapaian
komunikasi yang efektif. Upaya pencapaian ini merupakan tugas pemrosesan
informasi dengan tiga cara pendekatannya. Pengarahan secara strategis
dalam menggerakkan humas tergantung juga kepada faktor kepemimpinan
dalam organisasi di samping pengaruh melalui motivasi, komunikasi
organisasi, dan koordinasi. Ada tiga pendekatan kepemimpinan yang perlu
dipahami. Antara lain adalah yang dikenal dengan teori X dan Y oleh Mc
Gregor dan kisi-kisi manajerial oleh Blake dan Mouton.
Persyaratan Tenaga Humas
Perencanaan mutu dan kemampuan tenaga
humas secara mendasar, mengacu pada tanggung jawab ilmiah dan ilmu-ilmu
sosial yang melandasi pengetahuan humas, dan pada persyaratan tugas dan
tanggung jawab manajerial humas dalam mengadakan rekayasa sosial budaya
mencapai dukungan publik. Dengan kata lain persyaratan dasar selaku
manajer organisasi, berlaku bagi tenaga humas di samping penguasaan
teknis bidang ilmu komunikasi dan praktek Humas. Fungsi manajerial
tenaga humas dapat digambarkan oleh struktur jabatan manajemen pada
tiap-tiap organisasi yang berbeda-beda satu dengan yang lain, seperti
beberapa contoh pada organisasi perusahaan, dan sebuah universitas.
Pakar Humas Frank Jefkins mensyaratkan
empat macam tugas pokok tanggung jawab manajemen seorang manajer humas.
Persyaratan tenaga humas berkaitan pula dengan profesi humas. Profesi
Humas sebagai pemahaman etika dan etiket yang berhubungan dengan
penampilan dalam rangka menciptakan dan membina citra organisasi yang
diwakilinya dan selayaknya dipertanggungjawabkan kepada umum melalui
kode etik tertentu. Termasuk etiket-etiket formalitas protokoler dan
protokol diplomatik yang berlaku secara internasional. Persyaratan
tenaga humas dilandaskan pula kepada rumusan prinsip-prinsip Humas yang
terdiri dari sepuluh pokok (Doug Newsom dan Alan Scott).
Praktisi humas secara mikro ditentukan
oleh kualifikasi kemampuan “generalist” dan lebih ideal lagi jika
memiliki kemampuan ahli komunikasi plus. Tetapi kualifikasi yang
mendekati standar bagi praktisi humas adalah seorang generalist dari
disiplin yang berbeda, seperti ahli hukum, ahli teknik, dan sebagainya.
Selanjutnya terdapat kira-kira 12 syarat
kemampuan bagi praktisi humas sebagaimana yang dikemukakan Charles W.
Pine. Dari segi keberhasilan fungsi manajemen menggerakkan humas,
persyaratan tenaga humas banyak dibantu oleh pengetahuan dan skill di
ketiga bidang: teknis, manusia, dan konseptual (George Terry). Pakar
humas Frank Jefkins mengemukakan bahwa jenis pekerjaan yang dapat
ditangani oleh manajer humas tidaklah seragam antara organisasi satu
dengan lainnya. Maka tugas manajer humas banyak ragamnya baik di bidang
internal maupun eksternal sebagaimana dikemukakan sejumlah kurang lebih
21 ragam kegiatan manajer humas.
Struktur dan Ciri Media Komunikasi yang Dipergunakan Humas
Media komunikasi yang penting digunakan
humas adalah dalam kemitraannya dengan media pers (cetak atau
elektronik). Dengan demikian struktur dan ciri-ciri pers harus dikuasai
oleh para praktisi humas. Perlu pula dipahami bahwa media cetak yang
terdiri dari harian/penerbitan pagi dan sore masing-masing mempunyai
ciri-cirinya tersendiri seperti waktu penerbitan, cara kerjasamanya
dengan redaksi. Oleh karena itu penting dipahami pula sejumlah pedoman
siaran pers (F.P. Seitel), dan prinsip hubungan pers yang baik (Frank
Jefkins).
Ciri-ciri media pers lainnya adalah
siaran berita (news release) pada media cetak maupun elektronik,
kelayakan berita, artikel, foto, yang kesemuanya harus sesuai dengan
persyaratan redaksional dan beritanya sampai siap cetaknya. Oleh karena
itu pula baik praktisi humas maupun wartawan perlu menghayati dan saling
menghormati kode etik pers dan etika profesi masing-masing bahkan
peraturan hukum pers.
Di samping siaran pers bentuk dan
ciri-ciri lain adalah tiga kegiatan acara temu pers yang diselenggarakan
sebagai kelengkapan informasi untuk siaran berita humas. Kadang-kadang
dilengkapi pula dengan pelayanan buku petunjuk mengenai features, daftar
majalah mingguan daerah, daftar perusahaan. Ada pula tiga bentuk
sponsor melalui media elektronik (isu olahraga, pendidikan, pendukung
iklan/pemasaran). Di samping itu ciri umumnya melalui berkala intern.
Media film dokumenter merupakan bentuk dan ciri media humas yang
penting. Tidak kurang pentingnya juga ciri media komunikasi tatap muka
langsung dengan publik, kadang-kadang dengan alat bantunya berupa
pertunjukkan kesenian rakyat, ceramah, dan beraneka ragam pameran.
(sumber : warta berita) http://blogs.unpad.ac.id/pradita/media-komunikasi-dan-kehumasan/
0 komentar:
Posting Komentar