Persepsi
Diposting oleh
Erni Purnamawati
on Senin, 31 Mei 2010
Label:
Psikologi Komunikasi
1. Definisi Persepsi
Persepsi adalah proses internal yang kita lakukan untuk memilih, mengevaluasi dan mengorganisasikan rangsangan dari lingkungan eksternal. Dengan kata lain persepsi adalah cara kita mengubah energi – energi fisik lingkungan kita menjadi pengalaman yang bermakna. Persepsi adalah juga inti komunikasi, karena jika persepsi kita tidak akurat, tidak mungkin kita berkomunikasi dengan efektif. Persepsilah yang menentukan kita memilih pesan dan mengabaikan pesan yang lain. Semakin tinggi derajat kesamaan persepsi individu,semakin mudah dan semakin sering mereka berkomunikasi, dan sebagai konsekuensinya semakin cenderung membentuk kelompok budaya atau kelompok identitas. Persepsi meliputi :
· Penginderaan ( sensasi ), melalui alat – alat indra kita ( indra perasa, indra peraba, indra pencium, indra pengecap, dan indra pendengar ). Makna pesan yang dikirimkan ke otak harus dipelajari. Semua indra itu mempunyai andil bagi berlangsungnya komunikasi manusia.penglihatan menyampaikan pesan nonverbal ke otak untuk diinterprestasikan. Pendengaran juga menyampaikan pesan verbal ke otak untuk ditafsirkan. Penciuman, sentuhan dan pengecapan, terkadang memainkan peranan penting dalam komunikasi, seperti bau parfum yang menyengat, jabatan tangan yang kuat, dan rasa air garam dipantai.
· Atensi atau perhatian adalah, pemrosesan secara sadar sejumlah kecil informasi dari sejumlah besar informasi yang tersedia. Informasi didapatkan dari penginderaan, ingatan dan, proses kognitif lainnya.Proses atensi membantu efisiensi penggunaan sumberdaya mental yang terbatas yang kemudian akan membantu kecepatan reaksi terhadap rangsang tertentu. Atensi dapat merupakan proses sadar maupun tidak sadar.
· Interpretasi adalah, proses komunikasi melalui lisan atau gerakan antara dua atau lebih pembicara yang tak dapat menggunakan simbol- simbol yang sama, baik secara simultan (dikenal sebagai interpretasi simultan) atau berurutan (dikenal sebagai interpretasi berurutan).
2. Budaya dan Persepsi
Faktor – faktor internal bukan saja mempengaruhi atensi bukan saja mempengaruhi atensi sebagai salah satu aspek persepsi, tetapi juga mempengaruhi persepsi kita secara keseluruhan, terutama penafsiran atas suatu rangsangan. Agama, ideologi, tingkat ekonomi, pekerjaan, dan cita rasa sebagai faktor – faktor internal jelas mempengaruhi persepsi seseorang terhadap realitas. Denagn demikian persepsi itu terkait oleh budaya ( culture – bound ). Kelompok – kelompok budaya boleh jadi berbeda dalam mempersepsikan sesuatu. Orang Jepang berpandangan bahwa kegemaran berbicara adalah kedangkalan, sedangkan orang Amerika berpandangan bahwa mengutarakan pendapat secara terbuka adalah hal yang baik.
Larry A. Samovar dan Richard E. Porter mengemukakan 6 unsur budaya yang secara langsung mempegaruhi persepsi kita ketika kita berkomunikasi dengan orang dari budaya lain, yakni :
· kepercayaan (beliefs), nilai ( values ), sikap ( attitude )
· pandangan dunia ( world view )
· organisasi sosial ( sozial organization )
· tabiat manusia ( human nature )
· orientasi kegiatan ( activity orientation )
· persepsi tentang diri dan orang lain ( perseption of self and other )
3. Persepsi selektif, organisasi, dan penafsiran
Setiap orang memperhatikan , mengorganisasikan dan menafsirkan semua pengalamannya secara selektif. Stimuli secara secara selektif artinya, stimuli di urutkan, dan selanjutnya, disajikan sebuah gambaran yang menyeluruh, lengkap, dan dapat di indera. Tidak mudah memahami cara orang lain mengorganisasikan sekaligus memikirkan cara kita sendiri. Setelah stimuli dipersepsi dan diorganisasikan secara selektif, selanjutnya stimuli ditafsirkan secara selektif pula, artinya stimuli diberi makna secara unik oleh orang yang menerimanya.
4. Pengamat / objek / konteks
Seperti mempersepsi benda mempersepsi orang lain juga dapat ditinjau dari 3 unsur yaitu :
· pengamat
· objek persepsi
· konteks yang berkaitan denagn objek yang diamati
Sebagai pengamat anda juga dipengaruhi oleh atribu –atribut anda sendiri. Misalnya orang cenderung membuat penilaian umum, positif ataupun negatif. Namun, karena persepsi personal merupakan proses tradisional, maka atribut – atribut tersebut dapat berubah. Sesekali kesalahan persepsi dapat diperbaiki. Namun, biasanya suatu kesalahan persepsi diikuti kesalahan persepsi lainnya. Sehingga, penyimpangan yang terjadi semakin parah.
5. kegagalan dan kekeliruan dalam persepsi
Persepsi kita seringkali tidak cermat. Salah satu penyebabnya adalah asumsi atau pengharapan kita. Kita mempersepsikan sesuatu atau seseorang sesuai dengan pengharapan kita. Beberpa bentuk dan kegagalan persepsi adalah sebagai berikut :
· Kesalahan atribusi : atribusi adalah proses internal dalam diri kita untuk memahami penyebab perilaku orang lain.
· Efek halo : merujuk pada fakta bahwa begitu kita membentuk kesan menyeluruh mengenai seseorang, kesan yang menyeluruh ini cenderung menimbulkan efek yang kuat atas penilaian kita akan sifat- sifatnya yang spesifik.
· Stereotip : adalah mengeneralisasikan orang – orang berdasarkan sedikit informasi dan membentuk asumsi mengenai mereka berdasarkan keanggotaan mereka dalam suatu kelompok.
· Prasangka : suatu kekeliruan persepsi terhadap orang yang berbeda. Istilah ini berasal dari bahasa latin ( praejudicium ), yang berarti preseden atau penilaian berdasarkan pengalaman terdahulu.
· Gegar budaya : suatu bentuk ketidak mampuan menyesuaikan diri, yang merupakan reaksi terhadap upaya sementara yang gagal untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan dan orang –orang baru.
6. Bagaimanakah sebuah pembentukan kesan ?
* Meperhatikan diri sendiri
* Konsep diri adalah kesan anda yang relatif stabil menegenai diri sendiri.
* Umpan balik adalah sikap yang menunjukan sikap respon atau menanggapi lawan main
* Rasa malu
* Ramalan yang dipenuhi diri sendiri
* Atribusi pelaku
Kebanyakan orang membentuk kesan atas oranglain dengan mudah, namun mereka merasa sulit bila diminta menjelaskan prosesnya. Kesan adalah kata yang kita gunakan untuk penilaian kita.
7. Kesan Pertama
Penilaian kepribadian digunakan untuk menjelaskan dan memperkirakan perilaku berdasarkan informasi yang amat terbatas. Bagaimanakah informasi yang ada dimanfaatkan dalam pembentukan kesan pertama?. Sebenarnya, setiap orang tampaknya mempunyai teori khusus kepribadian atau biasa disebut degan teori implisit. Pada intinya istilah in berarti bagaimana kita memilih dan mengorganisasikan informasi tentangorang lain berdasarkan perilaku yang kita rasa dimilikinya.
8. Beberapa variable yang mempengaruhi kecermatan persepsi
Ada beberapa variable yang dapat mempengaruhi kecermatan dalam persepsi . Berbagai kajian menunjukan sedikitnya tiga generalisasi yang dapat dibuat
* Ada orang – orang yang lebih mudah menilai dari orang –orang lainnya, mungkin mereka lebih terbuka mengenai diri sendiri
* Beberapa sifat lebih mudah diniai daripada beberapa sifat lainnya
* Kita dapat menilai orang lebih baik bila orang tersebut mirip dengan kita.
Sumber : http://kuliahkomunikasi.com
0 komentar:
Posting Komentar