Oleh : Edwi Arief Sosiawan, SIP. M.Si
Pendahuluan
Saat internet muncul pada penghujung abad ke 21, pengguna
internet dan masyarakat luas masih meng-identi-kan internet sebagai perkembangan
teknologi komputer atau “internet is tools not medium”.
Anggapan inipun tidak menjadi hilang manakala booming fasilitas internet (e-mail,
chatting dan browser) digunakan oleh banyak orang untuk berkomunikasi. Sisi ilmu komunikasipun
nampaknya gagap dan bingung untuk memahami dan melihat fenomena internet ke
dalam kajian konsep dan teori. Uniknya lagi, internet ternyata bukan sekedar menjadi
alternatif media komunikasi saja, tetapi juga ikut membentuk pola-pola komunikasi baru.
Bentuk atau pola komunikasi baru tersebut antara lain; sifat komunikasi
bermedia berubah menjadi komunikasi yang interaktif, sifat komunikasi tidak lagi
selalu synchronorous tetapi dapat pula bersifat asynchronorous, jarak ruang, waktu
antara pengirim dan penerima pesan menjadi keniscayan untuk semakin tipis, serta konteks
komunikasi berlangsung dalam dunia maya (virtual).
Sampai saat ini tidak banyak yang mengkaji internet dalam
prespektif ilmu komunikasi atau bahkan sebagai media komunikasi. Popularitas
artikel dan publikasi ilmiahnya tenggelam di tengah keasyikan dan euforia fungsi
dan peranannya sebagai suatu jaringan multi media. Bahkan, kontroversi
meng-kategorikan internet sebagai media massa atau personal hingga kini masih dalam
perdebatan.
Salah satu konsep mutakhir yang ditawarkan untuk melihat
internet sebagai media komunikasi adalah konsep “computer mediated
communications” ( CMC). Konsep CMC yang ditawarkan oleh Jhon December (www.december.com) ini
sebenarnya masih bersifat “mentah” dan cenderung menerjemahkn konsep CMC dari
alur logika teknis jaringan internet. Apalagi konsep-konsep yang ditawarkan
dalam CMC tidak melihat komunikasi melalui internet adalah bersifat virtual (maya).
Konsep CMC juga tidak memberi penjelasan tentang level dan konteks komunikasi,
unsur-unsur komunikasi yang terlibat serta model yang berlaku dalam komunikasi
menggunakan internet.
Di sisi lain teori-teori komunikasi yang sudah eksis yang
bisa digunakan untuk landasan pendekatan research internet hanyalah teori uses
and gratifications yang menitik beratkan pada media pasif dan komunikan aktif.
Semenatra referensi pendukungnya masih berada pada tataran grand theory dan
bukannya middle range theory.
Berangkat dari fenomena tersebut maka tulisan ini mencoba
untuk menguak konsep-konsep yang ada dalam komunikasi virtual melalui
internet sebagai dasar untuk menyusun suatu bangunan teori komunikasi bermedia internet.
Perbandingan internet dengan media klasik
Perbedaan internet dibanding media komunikasi klasik dapat dilihat
dari dua sisi,
yaitu penggunaannya oleh komunikator dan komunikan serta
sisi karakteristik internet
sebagai media komunikasi. Perbedaan-perbedaan tersebut
diuraikan di bawah ini :
A. Perbedaan internet dari media
komunikasi klasik dalam penggunaannya oleh
komunikator dan komunikan
a. Pertama ; penggunaan internet sebagai medium untuk
berkomunikasi
mennutut penggunanya memiliki pengetahuan cara menggunakan software
komputer secara umum dan software aplikasi internet
secara khusus.
Disini berarti terdapat penggunaan dan pengembangan kognitif
dari
pengguna internet. Semula penggunaan media komunikasi klasik
oleh
pengguna bersifat pasif sedangkan penggunaan internet
memaksakan
penggunanya memiliki kemampuan intelegensi dalam menggunakan
internet.
b. Kedua, komunikasi dalam internet memiliki konteks
komunikasi massa
tetapi juga membentuk komunikasi personal dalam jumlah banya
yaitu ;
bahwa pengguna internet dalam melakukan komunikasi
berhadapan
dengan pengguna lain dalam jumlah banyak yang masing-masing
berperan
sebagai komunikator dan komunikan.
c. Ketiga, sifat dan bentuk pesan-pesan yang
disampaikan melalui semua
media komunikasi klasik, dimiliki oleh medium internet;
artinya dalam
internet pengiriman pesan menggunakan berbagai bentuk
seperti teks,
grafis, video dan suara.
d. Keempat, dalam komunikasi melalui internet
dimungkinkan terjadinya
komunikasi antar berbagai personal yang rentang perbedaan
baik secara
sosiologis maupun budaya sangat berbeda. Komunikator maupun
komunikan adalah person-person yang mungkin sekali berbeda
bahasa,
budaya , ras, bangsa latar belakang sosial ekonomi,
pendidikan dan
sebagainya.
B. Perbedaan karakteristik internet
dibanding dengan media klasik dalam sistem dan
operasional sebagai alat maupun medium komunikasi adalah sebagi
berikut :
a. Pertama, Perbedaan utama dan makro tersebut yaitu;
internet adalah
media berbasis komputer yang semula berawal dari
media “tools” untuk
menyimpan serta mengolah informasi data, setelah mengalami
modifikasi
(dengan saluran telepon dan modem) digunakan sebagai media
(elektronik) komunikasi dalam bentuk jaringan (network)
yang luas dan
meng-global.
b. Kedua, internet sebagai media komunikasi memiliki
penawaran interaktif
yang dinamis terhadap penggunanya/user, jauh melebihi
penawaran
interaktif pada media televisi dan radio (yang terbatas pada
satu program
dan isi materi acara). Bahkan internet memberikan penawaran
pencarian
informasi yang diinginkan melalui fasilitas query dan
boelan dengan
menggunakan kata kunci (keywords).
c. Ketiga, media internet mampu menjadi pusat
informasi dan sumber
informasi yang tidak terbatas dan pada suatu institusi
tetapi juga
memberikan kesempatan pada setiap user/individu untuk
menjadi
sumber/komunikator, oleh Rafaeli ini disebut (1999) sebagai switching.
d. Keempat, dampak yang ditimbulkan oleh media
internet beberapa
diantaranya sama dengan media lain, namun dampak sangat jauh
berbeda, Don Tappscot (dikutip Djamaludin Ancok, 2000)
memprediksikan dampak dari media internet adalah pergeseran
pola hidup
secara umum. Pola hidup manusia akan sangat tergantung
kepada
komputer yang menggambarkan besarnya keterlibatan teknologi
informasi
dalam hidup manusia. Dampak ini akan terus berlanjut hingga
produkproduk
yang dikelola komputer menjadi produk yang cerdas ( smart
product ).
g. Keenam, dampak dari sudut sosial budaya dan
ekonomi, diprediksi akan
membawa pada pengeluaran keuangan yang lebih untuk
mendapatkan akses
dan kelebihan dari media internet, baik itu dimiliki sendiri
atau
menggunakan jasa rental. Keasyikan tersendiri dalam
menggunakan internet
menjadikan semacam kecanduan yang mau tidak mau membawa ke
arah
pengeluaran keuangan yang lebih. Namun dampak dari segi
budaya adalah
munculnya trend centre gaya hidup dengan penambahan
pengetahuan dari
media internet. Kemudahan dan penggunaan praktis yang
ditawarkan media
internet juga akan membawa masyarakat pada ketidakberdayaan
terhadap
implikasi teknologi tersebut.
h. Ketujuh, perbedaan yang terakhir dari lateral
sebagai media lebih
menonjolkan superior media internet sebagai media yang “beraneka
rupa”
(mulfaceted ) dan yang berisi banyak perbedaan
konfigurasi proses
komunikasi pada fasilitas-fasilitas yang dimiliki. Variasi
bentuk komunikasi
yang berlangsung tercampur hubungan komunikasi interpersonal
dan
komunikasi massa.
Komunikasi Bermedia Internet
Komunikasi menggunakan media internet secara teknis dan
fisik merupakan
fenomena baru proses komunikasi yang dilakukan manusia pada
akhir abad 20 dan telah
menjadi bagian integral dari masyarakat, pendidikan, industri
dan pemerintahan.
Sedangkan secara akademis komunikasi bermedia internet
merupakan konsep dan area
studi yang relatif masih dan baru belum banyak tersentuh.
Beberapa eksplorasi tentang media internet memberikan
kontribusi pada
terminologi komunikasi bermedia internet atau computer
mediated communication. Pixy
Ferris secara general medefinisikan komunikasi bermedia
internet sebagai “interaksi
secara interpersonal yang dihubungkan oleh komputer, yang
meliputi komunikasi
asynchronous dan synchronous melalui fasilitas dalam
internet”
(www.december.com/cmc/mag/1997/jan/ferris/html:1). Sedangkan
Jhon December
mendifinisikan sebagai “telekomunikasi dengan menggunakan
komputer dalam bentuk
massa”. Sedangkan terminologis aplikatifnya, komunikasi
bermedia internet adalah
“penggunaan komputer beserta fasilitas dan kemampuannya
untuk didayagunakan
sebagai alat penyampai pesan baik bersifat massa ataupun
pribadi”.
Definisi yang lebih lengkap, dikemukakan oleh Strangelove
(1994) :
“The Internet is not about technology, it is not about
information, it is not about
communication-people talking with each other, people
exchange e-mail, people doing the
low ASCII dance. The Internet is mass participation in fully
bidirectional, uncensored
mass communication. Communication is the basis, the
foundation...The Internet is a
community of chronic communicators”
(www.december.com/cmc/mag/1998/may/chenault.html)
Secara rinci komunikasi bermedia internet dalam proses
penggunaannya dapat
diuraikan sebagai berikut :
1. Aktivitas dan proses Komunikasi bermedia internet
meliputi :
a. Menciptakan pengertian dengan menulis “surat” melalui E-mail,
menuliskan
kata-kata pada waktu yang sama dalam komunitas Chatting,
serta
menciptakan web sites melalui penciptaan file
multimedia.
b. Menyebarkan pengertian melalui komunikasi point to
point (E-mail), dan
komunikasi point to multi point (IRc, Web site).
c. Merasakan arti dalam teks dan multimedia pada web sites,
e-mail dan IRC.
d. Berpartisipasi dalam forum untuk berkomunikasi yang merupakan
awal
penjelajahan karakteristik komunitas seperti tujuan bersama,
norma-norma
dan tradisi.
(Sumber : www.december.com/cmc/mag/1997/jan/decpro.html)
2. Level dan konteks komunikasi bermedia internet
Meskipun dalam aktivitas dan proses komunikasi bermedia
internet adalah
pertukaran data melalui komputer namun tetap melibatkan
manusia sebagai
pemberi konteks atau situasi pada aktivitas dan process
komunikasi tersebut, yang
meliputi konteks individual, group, organisasi, massa dan
sosial.
Pada level individual, pengguna menggunakan internet
tools untuk
mencari dan menerima informasi dan berkomunikasi dengan
pengguna lain.
Electronic mail adalah
fasilitas yang paling banyak digunakan pada level ini.
Pada tingkatan di atasnya yaitu level group communications,
Electronic
mail masih tetap digunakan
dalam bentuk listserver atau mailng list serta
penggunaan IRc.
Tingkatan komunikasi massa adalah fasilitas broadcast on
line yaitu Web
sites identik dengan
komunikasi di level ini.
3. Prespektif lintas budaya
Karena karakteristik yang mampu melintas jarak dan batas
benua, maka
dimungkinkan komunikasi bermedia internet akan memiliki
fenomena terjadinya
pertukaran antar budaya. Dalam penggunaanya user internet
akan menjadi
semakin bertambah partisipasinya dalam pertukaran budaya dan
penghubung
pertukaran budaya itu sendiri.
Melakukan komunikasi menggunakan internet, beberapa
literatur
membedakannya menjadi dua jenis komunikasi yaitu, asynchronous
dan
synchronous communication serta
on line broadcast communications.
Asynchronous communication adalah komunikasi melalui media internet
dengan pengirim dan penyampai pesan dalam berinteraksi tidak
berada pada
kedudukan tempat dan waktu yang sama, namun pesan tetap
sampai pada
tujuan/sasaran (penerima). Jenis komunikasi ini diwakili
oleh fasilitas electronic
mail. Dalam melakukan
komunikasi melalui e-mail antara pengirim pesan dengan
penerima pesan kemungkinan besar tidak berada pada tempat
dan waktu yang
bersamaan. Pesan yang dikirim harus melalui suatu rute
transmisi sebelum sampai
pada alamat penerima. Dengan demikian pesan tidak langsung
sampai tapi
mengalami jeda waktu yang relatif singkat dengan ukuran
maksimal dalam
ukuran jam.
Sedangkan synchronous communication adalah komunikasi
melalui
internet dengan interaksi yang bersamaan waktunya. Jenis
komunikasi bermedia
internet ini diwakili oleh fasilitas Internet Relay Chat.
Komunikasi ini
menggunakan kata-kata sebagai pesan yang disampaikan dan
diterima seketika
seolah-olah sebagai percakapan dan sama dengan komunikasi
interpersonal.
On line broadcast communication merupakan istilah komunikasi yang
dilakukan melalui fasilitas web. Meskipun bentuknya
berbeda dengan materi dan
fisik media broadcast klasik lainnya, namun web memiliki
syarat untuk menjadi
media massa yaitu memiliki unsur universalitas dan
periodisasi.
Perbedaan komunikasi bermedia internet dengan tipe
komunikasi lainnya
adalah komunikasi on line bersifat tidak tetap dan
sesaat serta fleksibel artinya
secara mudah dapat berinterkasi dengan user lain pada
waktu tertentu, kemudian
pada lain waktu tidak pernah berhubungan lagi. Sedangkan
tipe komunikasi selain
on line adalah memerlukan
pertemuan dan kehadiran secara fisik, yang
memungkinkan terjadinya perjumpaan secara kontinyu atau
berkelanjutan.
Karakteristik Media Internet
Karakteristik suatu media dalam studi komunikasi adalah
segala hal yang
menyangkut ciri-ciri, kemampuan, kelebihan dan kekurangan
dari suatu medium
komunikasi. Karakteristik suatu medium berfungsi sebagai
sarana untuk mencocokan
atau membuat match antara pesan yang ingin disampaikan,
dengan situasi dan kondisi
serta sasaran pesan. Karakteristik medium juga
mengkategorikan jenis suatu medium
dalam aplikasi penggunaannya.
Berkaitan dengan karakteristik medium internet, maka awal
pertama yang dapat
dilihat dari segi penggunaan medium tersebut adalah berbasis
pada penggunaan komputer
sebagai hardware pokok, beserta software pendukung
operasionalisasi internet dengan
menggunakan energi elektronik. Medium internet tidak mandiri
begitu saja namun
terkoneksi dalam bentuk jarigan yang luas melalui berbagai
peralatan, seperti satelit,
modem, wireles phone dan sebagainya. Karena jaringan
yang luas tersebut maka
coverage medium
internet tidak terbatas pada batasan geografis sehingga lintasan benua
dapat dicapai yang memungkinkan terjadinya komunikasi dan
interaksi antar budaya.
Jika hambatan geografis dapat dilampaui, maka hambatan waktu
(timelesness)
oleh medium internet relatif lebih cepat kapasistas
kemampuannya untuk menyampaikan
pesan yang berupa teknologi digital komputer dalam bentuk
teks, grafis, audio ataupun
video. Semua bentuk pesan tersebut kecepatannya tergantung
pada rute transmisi yang
harus dilalui, juga sangat bergantung pada needs atau
kebutuhan penerima pesan untuk
melihat pesan-pesan tersebut. Pesan-pesan yang sampai pada
alamat atau penerima yang
dituju, selalu disimpan dalam mail box untuk
fasilitas e-mail, tersimpan dalam site-site
web untuk fasilitas WWW
serta tersimpan dalam nul channel untuk fasilitas IRc.
Dalam memproses atau memproduksi pesan melalui medium
internet pada
dasarnya adalah mudah dan murah (jika berbentuk teks, gambar
dan suara) karena dalam
medium internet yang terintegrasi dengan software lain
(program window) dalam
komputer, telah tersedia sarana pembuatan pesan untuk
konsumsi medium internet.
Namun pembuatan pesan juga akan menjadi rumit dan mahal jika
aplikasi software dalam
pembuatan pesan berbentuk audio-video atau citra bergerak,
lebih-lebih jika pembuatan
pesan tersebut ditujukan bagi komoditas bisnis seperti E-commerce
yang mau tidak mau
harus melewati provider bisnis internet.
Arus pesan dalam medium internet tidak bersifat linear atau
one way saja namun
berbentuk interaktif pada semua fasilitas yang disediakan.
Interaktif disini bersifat penuh
(fully interactive). Ini berarti bahwa semua pesan
dalam medium internet mampu
membuat respon (feedback) seketika bagi
penerima pesan (pengguna). Respon atau
feedback dalam
bentuk pesan yang disampaikan oleh penerima pesan bentuknya tidak
sevariatif pesan yang diterima (teks, grafis, audio, atau
gambar) namun hanya sebatas
teks atau audio saja.
Konsep-konsep dalam komunikasi bermedia internet
Terdapat tiga fasilitas dalam internet yaitu : e-mail,
IRc dan web browser
komponen yang menjadi unsur komunikasi saling berbeda,
meskipun dengan patern
mekanis yang hampir sama. Perbedaan yang ada disebabkan oleh
bentuk proses
komunikasinya maupun sifat dan bentuk komunikasi yang
terjadi.
Untuk lebih jelasnya di bawah ini diuraikan unsur-unsur
komunikasi dari ketiga
fasilitas internet tersebut.
A. Konsep-konsep komunikasi dalam e-mail
Secara term proses komunikasi bermedia internet,
jenis komunikasi dalam e-mail
adalah berbentuk asynchronous communications (komunikasi
asinkronis), artinya
pengirim pesan dan penerima pesan tidak berada pada tempat
dan waktu yang bersamaan.
Dengan demikian proses komunikasinya mengalami jeda (paused)
dalam penerimaan
serta dalam feedbacknya. Level interaktif
dalam proses komunikasi melalui e-mail
termasuk rendah, ini bermakna bahwa meskipun pesan dalam feedback-nya
langsung
dikirimkan oleh penerima pesan namun pesannya tidak langsung
diterima (ada jeda) oleh
pengirim pesan, pun dalam penyampaian feedback-nya
juga terdapat faktor-faktor di luar
proses secara mekanis, seperti urgensi pesan, motivasi dan “needs”
untuk membalas
pesan.
Dalam e-mail tidak ada sumber pesan, dalam pengertian
bahwa pesan dalam email
merupakan peng-ejawantahan needs motif interaksi dan
korespondensif dari
pengirim pesan yaitu : “sender”. Artinya aktifitas
proses komunikasi dalam fasilitas email
didahului atau didorong oleh motivasi dan kebutuhan untuk
mengekspresikan dan
meng-eksistensikan diri melalui pengiriman dan penerimaan
pesan untuk berinterkasi.
Bentuk e-mail sendiri terdiri atas dua jenis e-mail
yang didasarkan pada keperluan atau
kepentingan interaksi yang diinginkan, yaitu e-mail
person to person (poin to point)
merupakan e-mail dari satu orang ke satu orang
lainnya, serta e-mail dalam bentuk
kelompok (point to multi point) merupakan e-mail dari
satu orang ke sekelompok orang
dan sebaliknya. Jenis yang kedua ini disebut juga sebagai e-mail
groups (e-groups )atau
mailing list.
Penerima pesan dalam komunikasi melalui e-mail adalah
“recipient” Recipient
tidak langsung dapat menerima pesan yang dikirim kepadanya
bila tidak dalam kondisi
on line. Pesan yang dikirim
kepada recipient akan melalui rute dan membutuhkan waktu
dalam hitungan detik hingga jam. Bila tidak berada pada
waktu yang tepat ( on line )
maka pesan tidak langsung diterima. Feedback dari
penerima pesan akan terjadi bila
terdapat motivasi dari penerima pesan untuk melakukan
pengiriman pesan balik ( reply ).
Bila ini terjadi maka penerima pesan akan berubah peran (switching
role) menjadi sender
dan pengirim pesan berubah peran menjadi recipient.
Pada proses komunikasi menggunakan fasilitas e-mail,
umumnya pengirim dan
penerima pesan sudah saling mengenal, kalaupun tidak saling
mengenal setidaknya
pengirim pesan memiliki kepentingan tertentu terhadap
penerima pesan. Kondisi ini
menyebabkan proses komunikasi antara pengirim dan penerima
pesan melalui e-mail
cenderung bersifat terbuka dan tidak tertutup.
Berkaitan dengan pesan yang dikirimkan, karena berbentuk
surat, maka alur
bahasa yang digunakan bersifat formal dan berbatas pada
penggunaan kata-kata dalam
huruf-huruf. Karena menggunakan kata dalam huruf atau teks
maka pemahaman terhadap
penerimaan pesan tergantung pada “ keterbacaan”
(pengertian tulisan dalam satu
wacana), dan “diksi” (pilihan kata). Singkatnya dalam
efektivitas penyampaian pesan
antara sender dan recipient akan tergantug
pada prinsip-prinsip semantik.
Isi pesan dalam e-mail cenderung tidak memiliki makna
yang penting (urgent),
tertapi terbatas pada penyampaian informasi untuk keperluan
interaksi informatif dan
korepondensif. Isi pesan yang bersifat seperti itu adalah
sebagai konsekuensi dari sifat
asynchronous communications yang dimiliki fasilitas e-mail sehingga umumnya sender
tidak mau mengambil resiko terhadap ketidaktepatan (waktu) “sampainya”
atau
diterimanya pesan oleh penerima pesan.
Ketidaktepatan waktu sampainya pesan adalah juga merupakan
bagian dari
hambatan dalam proses komunikasi menggunakan e-mail.
Hambatan pokok secara umum
adalah hambatan mekanis internet yang berupa disconnect atau
server down. Server down
atau disconnect merupakan tidak tersambungnya atau
tidak terkoneksinya komputer
sebagai medium dengan jaringan internet yang tidak
memungkinkan penggunaan atau
akses fasilitas e-mail. sedangkan hambatan lain dapat
disebabkan adanya kesalahan
persepsi dan pemberian makna pada pesan yang diterima karena
tidak terdapatnya
petunjuk para linguistik ataupun petunjuk prosemik (
tinjauan psikologis ). Dari
pandangan ilmu komunikasi hambatan yang terjadi akan
berorientasi pada konteks verbal
atau pemahaman bahasa antara satu orang dengan orang lainnya,
kemudian orientasi
penggunaan kata sebagai simbol atau peta mental terhadap
kata yang berbeda beda pada
diri setiap orang meskipun memiliki kesamaan semantik.
Orientasi hambatan yang ketiga
adalah terletak pada tingkat abstraksi atau daya abstraksi
(penyesuaian kata dengan
melihat situasi. kondisi dan etika) terhadap satu wacana
dalam penggunaannya.
B. Konsep-konsep komunikasi dalam fasilitas Internet
Relay Chat.
Komunikasi melalui fasilitas IRc membutuhkan syarat antara
pengirim pesan dan
penerima pesan masing-masing berada pada kondisi on line,
sehingga jenis Komunikasi
melalui IRc adalah bersifat synchronous communications (komunikasi
sinkronis) yaitu
antara pengirim dan penerima pesan berada pada waktu yang
sama dalam aktivitas
komunikasinya. Dengan kondisi seperti itu komunikasi
menggunakan fasilitas IRc
memungkinkan terjadinya proses komunikasi interaktif yang
tinggi (reciprocal) sehingga
antara pengirim dan penerima pesan akan saling bertukar
peran ( switching role ) secara
bergantian. Meskipun bersifat synchronous communications dan
memiliki kemiripan
dengan komunikasi interpersonal, namun umumnya komunikasi
dengan IRc terjadi dalam
satu kelompok pengguna dalam suatu channel.
Komunikasi yang terjadi dapat bersifat
person dengan person atau person dengan beberapa person atau
juga person dengan
kelompok dalam channel tersebut. Dengan demikian,
komunikasi melalui fasilitas IRc
dapat juga dikategorikan pula sebagai komunikasi kelompok.
Pengirim pesan dalam komunikasi IRc adalah “communicator”
(komunikator)
sedangkan penerima pesannya adalah “receptor” (reseptor)
atau “communicant”
(komunikan). Komunikator dan komunikan diidentifikasi
sebagai person - person yang
membutuhkan dan memiliki motif – motif untuk berinteraksi
dan bersosialisasi. Motif -
motif yang dimiliki komunikator dan komunikan memiliki
kesamaan dengan motif -
motif sender dalam e-mail tetapi berbeda dalam
sifatnya.
Alih peran (switching role) yang reciprocical dalam
komunikasi melalui IRc
menyebabkan penentuan siapa komunikator dan komunikan
relatif sulit dilakukan.
Identifikasi termudah dapat dilihat dari person yang baru
memasuki suatu channel,
person tersebut dipastikan sebagai komunikator karena
pengenalan diri (memberi salam /
ijin masuk dalam pembicaraan dalam channel bersangkutan)
yang dilakukan pada waktu
memasuki channel tersebut. Feedback dalam
bentuk response (respon) dari komunikan
yang diterima oleh komunikator dalam bentuk sapaan, jawaban
atau kata - kata pergaulan
lainnya merupakan pesan feedback yang menjadikannya
beralih fungsi menjadi
komunikan atau reseptor.
Komunikator dalam fasilitas IRc dapat mengirimkan pesan yang
berlainan kepada
komunikan lain, yang mungkin saling berbeda tempatnya atau
berbeda channelnya dalam
waktu yang hampir bersamaan. Sehingga komunikator dalam
komunikasi melalui IRc
juga menjadi komunikan dari berbagai lawan bicara yang
saling berlainan tempat dan
channel-nya.
Hubungan antara komunikator dan komunikan dalam komunikasi
melalui fasilitas
IRc umumnya merupakan person - person yang belum saling
mengenal (unknown
person). Orientasi yang
berada pada unknown person dan tingkat kepercayaan yang
rendah ini sering mengakibatkan putusnya kontinyuitas proses
komunikasi dalam
interkasi melalui IRc. Kondisi ini juga mempengaruhi
keterbukaan dalam proses
komunikasi yang cenderung lebih tertutup, sehingga
berpengaruh pada isi pesan yang
disampaikan / dikirimkan. Walaupun cenderung tertutup sifat
komunikasinya namun
tidak mempengaruhi intimacy atau keakraban pada
masing - masing peserta komunikasi
yang menggunakan bahasa dan etika pergaulan untuk
bersosialisi. Pengolahan kata yang
menarik dalam “keterbacaan” dan “diksi” serta orientasi pada
minat yang sama akan
semakin meningkatkan intimacy para peserta
komunikasi. Begitu pula penyesuaian
persepsi terhadap pesan yang dikirim dan diterima turut
mempengaruhi derajat intimacy
para peserta komunikasi melalui IRc. Kesepakatan untuk tetap
melanjutkan komunikasi
antara pengirim dan penerima pesan dalam lain kesempatan dan
channel tertentu
merupakan suatu tahap kelanjutan dalam berkomunikasi melalui
IRc serta sebagai
peneguhan interaksi.
Pada komunikasi melalui IRc pesan-pesan yang disampaikan
sekalipun cenderung
bersifat personal namun privacy yang dimiliki oleh
peserta komunikasi tidak ada sama
sekali, mengingat semua person yang on line pada
suatu channel IRc dapat mengetahui
setiap pesan yang dikirim dan diterima serta siapa saja
person yang menjadi peserta
komunikasi.
Kontinyuitas dalam komunikasi melalui IRc juga dipengaruhi
oleh motivasi,
keingintahuan (curiosity) serta suasana emosional
masing-masing person yang terlibat
dalam komunikasi. Dengan suasana emosional dan suasana virtual
communications
menjadikan komunikasi melalui IRc menisbikan konflik yang
mungkin terjadi antara
person peserta komunikasi. Interaksi tetap berada pada
motif-motif interaksional dan
pergaulan.
Bentuk pesan dalam komunikasi melalui IRc adalah berbentuk
kata-kata dalam
huruf atau tulisan (teks). Makna yang terkandung di dalamnya
baik yang bersifat konotasi
ataupun denotasi tergantung pada persepsi, keterbacaan dan
diksi si penerima pesan /
komunikan. Ini juga berarti menjadikan suatu hambatan dalam
komunikasi antara
pengirim dan penerima pesan. Artinya meskipun dengan
penguasaan semantik yang sama
antara pengirim dan penerima pesan, makna kata-kata atau
tulisan dalam layar IRc bisa
dipersepsikan berbeda ( tidak selalu dimengerti oleh
penerima pesan ). Ini disebabkan
karena tidak adanya petunjuk paralinguistik dan prosemik
dalam ekspresi kata-kata dalam
huruf tersebut.
Hambatan (noise ) yang kedua terdapat pada bahasa
yang digunakan jika channel
yang dimasuki oleh person pengguna adalah channel dari
domain wilayah luar negeri.
Bahasa, pengetahuan semantik, budaya, etika dan sebagainya
menjadi kendala dalam
melakukan interaksi melalui IRc.
Hambatan ketiga, sama dengan fasilitas dalam e-mail yaitu
hambatan teknis
berupa disconnect ataupun server down, yang
tidak memungkinkan komputer yang
digunakan terkoneksi dalam jaringan internet.
Hambatan keempat, karena tidak didukung oleh suatu kontak
fisik dan sifat maya
dalam komunikasinya maka keterbukaan dalam komunikasi tidak
berada pada derajat
yang tinggi dan ini memungkinkan komunikasi menjadi tertutup
tanpa ada kejelasan
untuk mengenal pribadi masing-masing person pengguna.
Feedback dalam
komunikasi melalui IRc adalah sebagai tanggapan dalam awal
komunikasi, dan kelanjutan komunikasi dengan reciprocical
feedback (umpan balik yang
berulang-ulang dan bertimbal balik) akan membawa pada
peneguhan terhadap
komunikasi yang dilakukan. Feedback di sini merupakan
“direct feed back
synchronous”.
C. Unsur Komunikasi Dalam Fasilitas Web Browser.
Fasilitas web browser pada dasarnya merupakan tempat
atau sarana untuk
menyampaikan atau tempat pajanan berbagai informasi ( eksposure
) oleh suatu institusi
ataupun perseorangan. Web adalah tempat memajang
informasi secara on line dan
bersifat virtua ( maya ) yang memiliki kaitan ( link
) informasi tidak terbatas ( berujung ).
Informasi dalam web secara umum dapat dikategorikan
menjadi 3 macam, yaitu
informasi yang bersifat umum ( berita on line, info
pelayanan umum dan sebagainya ),
kemudian informasi khusus (web dengan isi informasi
tentang suatu lembaga, atau
informasi dalam berbagai kategori ) sedang yang terakhir
adalah informasi komersial.
Sedangkan jenis web sendiri dibagi menjadi dua jenis
yaitu official web (web resmi ;
biasanya web milik lembaga yang sah dan memiliki
otoritas terhadap web bersangkutan)
dan jenis kedua adalah unofficial web (web tidak
resmi ; dimiliki dan dikelola secara
personal).
Apapun jenis informasi dan jenis web-nya, yang jelas
informasi dalam web
diperuntukkan kepada khalayak umum ( bersifat universal )
dan selalu diperbaharui (up
grade) dalam setiap periode
( periodisitas ). Dengan karakter-karakter seperti itu maka
web dapat dikategorikan
sebagai medium massa. Eksposure informasi yang
dipampangkan dalam internet tidak berbeda jauh dengan
eksposure-eksposure media
massa klasik lainnya. Karena dalam medium web browser juga
memiliki unsur
elektronika di dalam pengoperasiannya maka web juga
masuk dalam kategori media
massa elektronis broadcast.
Lembaga maupun person yang menggunakan web sebagai
media informasi adalah
“informations / mesage source” (sumber informasi dan
pesan) dan bukanya komunikator.
Umumnya komunikator dalam web adalah “web master” ,
provider internet dan web
hosting (penyedia jasa
penempatan web di Indonesia) sebagai pelaku penyiaran secara on
line informasi yang
disampaikan. Design bentuk web juga bergantung pada web master,
provider ataupun web
hosting penyelenggara. Sedangkan design mandiri dilakukan oleh
person perseorangan, apabila web tersebut merupakan web
individu atau personal.
Meskipun komunikator dalam web adalah web master,
provider ataupun web hosting
penyelenggara layanan internet, namun umpan balik (feedback)
tetap ditujukan atau
dialamatkan kepada source dalam hal ini lembaga
ataupun individu yang bersangkutan,
melalui fasilitas e-mail. Dengan demikian feedback
yang disampaikan kepada
“informations / message source” adalah direct
feedback yang bersifat asynchronous
communications. Secara
singkat umpan balik dalam web adalah direct feedback
asynchronous. Balasan
terhadap feedback yang diterima informations / message source
juga berupa pesan (message reply feedback) melalui e-mail
dengan proses yang sama
secara asynchronous communications namun bersifat delayed.
Pesan dalam komunikasi melalui web seperti telah
disebutkan di muka berisi
informasi umum, khusus dan komersial.. Informasi secara umum
diwakili oleh berbagai
web berita, pelayanan
umum ataupun highlight dari suatu home page. Isi informasi atau
pesan umum dalam web hanya menampilkan informasi
secara garis besar ataupun hal-hal
yang pokok / penting saja, tidak secara detail. Design web
yang berisi informasi umum
tampilannyan sederhana tanpa eksploatasi atensi yang
berlebihan. Kekuatan web kategori
ini justru terletak isi informasinya yang dijadikan highlight.
Kekuatan kedua dari web
jenis ini adalah aktualisasi atau perubahan tampilan isi web
yang selalu di up grade dalam
waktu relatif singkat.
Untuk web dengan jenis informasi khusus seperti web
milik suatu lembagalembaga
pemerintah atau non pemerintah ataupun berbagai web institusi
serta web
personal. Isi pesan yang disampaikan umumnya menyampaikan
profil dari lembaga yang
bersangkutan ataupun thema tertentu dari person yang
memiliki web. Isi pesan
informasinya umumnya lengkap dan detail serta memiliki
penawaran interaktif melalui
umpan balik melalui e-mail.
Thema-thema pesan dalam web jenis informasi khusus
juga memiliki fungsi
sebagai penyampaian informasi berbagai pengetahuan yang
bersifat edukatif seperti
jurnal-jurnal on line ataupun perpustakaan on line.
Untuk web yang mewakili lembaga,
isi informasinya juga ditujukan sebagai sarana pesan public
relations yang berusaha
menampilkan citra positif melalui media on line.
Sedangkan web personal isi pesan yang
disampaikan berisi informasi tentang suatu topik interest
tertentu beserta kaitankaitannya.
Design web jenis informasi khusus umumnya memiliki
tampilan menarik dan
penuh dengan berbagai asscesories untuk menarik
atensi pengguna internet.
Web dengan jenis
informasi komersial, dikenal sebagai e-commerce yaitu web
yang digunakan sebagai sarana transaksi bisnis ataupun ajang
interaksi bisnis secara on
line. Pesan-pesan dalam web
jenis ini tidak jauh berbeda dengan bentuk-bentuk pesan
dalam iklan media cetak maupun iklan di media elektronik.
Umumnya design web
memiliki icon-icon highlight untuk menarik atensi
pengguna internet. Web informasi
komersial tampilan pesannya memang dalam web sites mandiri
namun icon-icon link
hightlightnya (
kaitan-kaitan ) terdapat atau ditumpangkan di dalam web-web lainnya
khususnya dalam home page web-web bersangkutan.
Karena bersifat komersial maka
web ini juga menawarkan
transaksi bisnis secara on line interaktif. Khusus web informasi
komersial dengan penawaran transaksi on line, feedback
yang terjadi adalah permintaan
barang secara riil dan pengiriman financial dengan
penggunaan kartu kredit. Balasan
feedback yang
diberikan kepada komunikan adalah pesan pemberitahuan atau konfirmasi
dan transaksi riil dengan pemberian barang yang diminta atau
dipesan.
Komunikan dalam komunikasi melalui web adalah identik
dengan komunikan
media massa klasik lainnya, yaitu : bersifat heterogen,
tersebar diberbagai tempat, tidak
dikenali dan bersifat massal. Perbedaan dalam kuantitas
merupakan perbedaan yang
mendasar, ini disebabkan karena komunikan dalam komunikasi web
melintas antar benua
atau tak terbatas jarak. Namun perbedaan yang paling pokok
adalah ; komunikan dalam
media massa klasik cenderung bersifat pasif menerima apa
adanya informasi yang
diterpakan kepadanya dengan pilihan informasi yang terbatas,
sedangkan komunikan
dalam web adalah komunikan yang aktif melakukan
pencarian secara mandiri atau
melalui pilihan yang tersedia terhadap informasi yang
diinginkan dan dibutuhkan tanpa
adanya keterbatasan informasi. Sehingga komunikan dalam
komunikasi melalui web
lebih tepat disebut sebagai “active communicant” (komunikan
aktif).
Komunikan aktif dalam komunikasi web adalah interest
person. Interest person
yang dimaksud disini adalah umumnya komunikan menggunakan web
untuk mencari
informasi yang dibutuhkan atau diminati melalui penawaran
interaktif serta multiple
select informasi yang
ditawarkan dalam web browsing. Komunikan aktif tidak saja
sekedar menerima terpaan informasi tetapi komunikan langsung
dapat memilih informasi
yang diinginkan, serta mencari link-link atau
kaitan-kaitan informasi di dalamnya. Dalam
web komunikan aktif
memang dimanjakan dengan berbagai informasi dari segala jenis
human interest.
Interaktif antara web dengan komunikannya terdiri
atas dua jenis yaitu interaktif
feedback dan
interaktif request. Interaktif feedback adalah kesempatan bagi
komunikan
untuk melakukan umpan balik melalui e-mail,
berpartisipasi melalui icon regristration,
isian buku tamu, memasukkan opini dan polling secara
langsung.
Sedangkan interaktif request adalah kesempatan
komunikan aktif / interest person
untuk melakukan permintaan pencarian secara bebas terhadap
informasi yang
diinginkan/dicari melalui fasilitas search engine (mesin
pencari). Melalui cara ini pula
komunikan akan dapat memilih multiple select result hasil
pencarian search engine.
Seperti halnya e-mail dan IRc yang mengikuti pola client
server ataupun sistem
TCP/IP, maka dalam komunikasi melalui web akan
terdapat pengalihan sandi-sandi pesan
menjadi simbol-simbol dan sebaliknya. Simbol pesan yang
digunakan dalam web adalah
teks, grafis, citra bergerak dan suara dalam format hyper
text markup language.
Sementara untuk bisa dikirimkan dan diterima oleh penerima
pesan/khalayak harus
melalui pengubahan menjadi data grams yang nantinya
didistribusikan ke dalam jaringan
oleh TCP/IP. Data grams yang berada dalam network internet
sebelum sampai ke
penerima pesan/komunikan, akan berubah dulu menjadi bentuk
HTML agar bisa diterima
dan dipersepsi oleh komunikan. Singkatnya dalam proses
komunikasi melalui web
terdapat proses decoder dan encoder yang
dilakukan oleh encoder dan decoder transfer
agent.
Hambatan utama yang terdapat dalam komunikasi melalui web,
juga sama dengan
komunikasi melalui e-mail dan IRc yaitu hambatan
mekanis server down, disconnect,
dan connection failed; tidak
terjadinya koneksi antara komputer user (pengguna) dengan
jaringan internet. Hambatan lain adalah hambatan bahasa dari
web domain luar negeri
yang lebih banyak eksposurenya dibanding web domain
dalam negeri. Hambatan bahasa
teknik juga terdapat dalam komuniksai web, artinya
ketidaktahuan user untuk
mengeksplorasi suatu web melalui icon-icon yang
terdapat dalam web.
Hambatan lainnya adalah tidak “match”/cocoknya
permintaan user melalui
fasilitas query, akibat ketidaktepatan penulisan keywords
atau kata kunci. Selain
hambatan tersebut adalah keterbatasan informasi yang rigid
dalam web yang diinginkan
oleh user pengguna sehingga tidak memberikan kepuasan
pada pengguna / user.
Daftar Pustaka
Ancok, Djamaludin, 2000, Dampak Teknologi Internet Pada
kehidupan Manusia dan
Pengelolaan Institusi Pendidikan, makalah pada peringatan Lustrum
ke tujuh Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta, 15
januari 2000
Arifin, Anwar, 1988, Ilmu Komunikasi Sebuah Pengantar
Ringkas, Rajawali Press,
Jakarta
Blake, Reed H, 1979, A Taxonomy of Concepts in
Communication, Hasting House
Publisher, New York
Cangara, Hafied, 1998, Pengantar Ilmu Komunikasi, Rajawali
Press, Jakarta
De Fleur, Melvin L, Patricia Kearney etc, 1992, Fundamental
of Human Communicatons,
Mayfield Publishing Company, CA, USA
De Fleur, Melvin L, Sandra Ball Rokeach, 1980, Theories
of Mass Communicatons,
Longman Inc, New York
Dizard, Wilson, Old Media New Media, 1994, Longman
Inc, New York
Infante, Dominic A, 1990, Building Communication Theory,
Waveland Press, Illinois
Mc Quail Denis, 1987, Teori Komunikasi massa,
Penerbit Erlangga, Jakarta
Mulyana, Deddy, 2000. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar,
Rosda Karya, Bandung
Nasution, Zulkarmain, 1989, Teknologi Komunikasi Dalam
Prespektif Latar Belakang
dan Perkembangannya, Lembaga
Peneribitan Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia, Jakarta
Naisbitt, Jhon, 1994, Global Paradox, Binarupa
Aksara, Jakarta
Rogers, Everett M, 1996, Communications Technologie,
The Free Press Collier Mc
Millan Publishing, London
Severin, Werner J and James W Tankard, 1979, Communication
Theories, Hasting
House Publisher, New york
Singarimbun, Masri, Sofian Effendi, 1998, Metode
Penelitian Survei, LP3ES, Jakarta
Soenardjo, Djoenaesih S, 1995, Kamus Ilmu Komunikasi, Liberty,
Yogyakarta
Sosiawan, Edwi Arief, 2001, Kajian Internet Sebagai Media
Komunikasi, Tesis, PPS
UNPAD, Bandung
Suhandang, Kustadi, 1980, Jurnalistik Publik dan Media,
Sinar Baru, Bandung
Suryadi MT, 1997, TCP/IP dan Internet, Elex Media
Computindo, Jakarta
Strautbhaar, Joseph, Robert Larose, 1997, Communication
in the Informations Society,
Wadsworth Publishing, California, USA
Stamm, Keith R, Jhon E Bowes, 1990, The Mass
Communications Process, Kendall Hunt
Publishing. Iowa
Tan, Alexis S, 1981, Mass Communications Theories and
Research, Grid Publishing,
Ohio
Computer Mediated Communication Magazine / Volume 2, Number 3 / March 1, 1995 /
Page 2 tanggal 19 Oktober 1999
0 komentar:
Posting Komentar