Belajar Tegar Dari Seekor Anjing
Diposting oleh
Erni Purnamawati
on Selasa, 19 April 2011
Label:
kisah inspirasional
/
Comments: (0)
Ada-ada saja "Universitas Khusus Waria"
Ketika tuntutan persamaan hak sudah dilontarkan dan persamaan persepsi sudah bisa diterima di masyarakat, maka dibentuklah suatu Universitas yang mahasiswanya (mahasiswa ato mahasiswi?) adalah para pelaku transgender alias waria.
Universitas ini ada di Thailand, yang menjadi surga kebebasan transgender tentunya. Pendidikan yang diberikan lebih ke arah pembekalan diri bidang ilmu ketrampilan, seperti Pengembangan Kepribadian, Tata Boga, Tata Busana, Tata Rias.
Di Indonesia perlu gak ya?
Universitas ini ada di Thailand, yang menjadi surga kebebasan transgender tentunya. Pendidikan yang diberikan lebih ke arah pembekalan diri bidang ilmu ketrampilan, seperti Pengembangan Kepribadian, Tata Boga, Tata Busana, Tata Rias.
Di Indonesia perlu gak ya?
6 Berpikir Kreatif
Belajar untuk berpikir kreatif adalah alat kelangsungan hidup untuk menjadi lebih baik. Penelitian telah menunjukkan bahwa terlepas dari usia atau pendidikan, setiap orang memiliki kapasitas untuk menjadi lebih kreatif. Berikut adalah enam tips untuk membantu agan2 meningkatkan kreativitas dan merangsang kreativitas dengan rekan kerja agan2.
1. Membuka pikiran dan wawasan.
Sebuah pengalaman adalah sesuatu yang sangat berharga. Membuka pikiran dan wawasan dilakukan untuk mencoba sesuatu yang baru, karena pengalaman-pengalaman baru akan membantu memunculkan ide-ide.
2. Membuat variasi.
Memperbanyak diskusi dengan orang lain adalah suatu hal yang positif dilakukan. Kreativitas akan muncul dengan melihat berbagai pendapat orang lain dari sudut pandang yang berbeda-beda.
3. Tahan mental.
Stres, kelelahan, kebosanan, bahkan rasa sakit dapat menghambat daya kreativitas.
4. Berhenti mencari jawaban yang paling benar.
Jangan terpaku bahwa hanya ada satu solusi yang benar untuk menjawab permasalahan, namun berpikirlah berbagai macam kemungkinan.
5. Temukan kinerja kreatif diri sendiri.
Kebanyakan orang tidak menyadari bagaimana cara dan kapan saja kreativitas dapat muncul secara maksimal. Setiap orang pun memiliki perbedaan dan keunikan masing-masing dalam memperolehnya.
6. Kesehatan membuat kekayaan.
Tubuh yang sehat akan membuat daya kreativitasnya semakin kaya. Berpikir kreatif dapat dilakukan secara maksimal ketika tubuh, terutama otak, dalam kondisi sehat pula.
Efek Keramaian dalam Film
Pernah melihat scene penuh keramaian manusia dalam film, gak kebayang bagaimana mengumpulkan manusia dalam jumlah yang sedemikian besar? bagaimana dengan honornya ? ternyata tak serumit yang kita bayangkan, hanya perlu sedikit waktu dan ketelitian.
7 Kebiasaan Orang Yang Berdaya Ingat Kuat
Orang-orang berdaya ingat kuat memiliki beberapa kebiasaan yang tidak akan mereka lewatkan tiap harinya. Melatih kebiasaan itu mungkin bisa membuat Anda menjadi salah satu dari mereka yang berdaya ingat kuat.
Melindungi dan meningkatkan kemampuan otak sangatlah mudah. Cukup melatih beberapa kebiasaan kecil dan ubah pola hidup yang tidak baik. Otak akan tetap hidup bahkan meningkat kemampuannya jika terus dilatih dan digunakan.
Sebuah survei online dilakukan oleh para peneliti Australia terhadap 29.500 orang responden yang telah diseleksi dan termasuk kategori orang-orang yang memiliki daya ingat kuat.
Dikutip dari Prevention, ini dia 7 kebiasaan sederhana mereka yang berdaya ingat kuat yang bisa Anda terapkan sehari-hari untuk meningkatkan kemampuan otak.
1. Tidak mengonsumsi alkohol
Mereka dengan memori yang kuat ternyata jarang mengonsumsi minuman2 beralkohol, karena ternyata alkohol dapat merusak sistem saraf dan melemahkan kemampuan otak.
2. Menonton televisi tidak lebih dari satu jam setiap harinya.
Orang-orang berdaya ingat kuat jarang melihat tontonan2 yang tidak terlalu penting, kecuali tontonan yang sifatnya mengedukasi. Mereka lebih sering membaca ketimbang menonton.
3. Sering membaca novel.
Dengan membaca novel, otak akan dilatih berpikir dan menebak-nebak apa yang akan terjadi. Alur cerita novel yang berliku-liku akan membuat otak terus berpikir tapi dalam bentuk petualangan otak yang lebih menarik dan seru.
4. Selalu menyilang-nyilangkan dan menyambung-nyambungkan data.
Kemampuan otak akan terus meningkat ketika data yang masuk ke dalamnya terhubung satu sama lain. Dengan menghubung2kan seperti itu, sebuah data akan tersimpan dan tertanam dalam otak lebih kuat lagi.
5. Tidak pernah lupa mengonsumsi ikan.
Ikan diketahui merupakan sumber protein yang berfungsi meregenerasi sel-sel mati. Sel-sel otak pun harus terus diregenerasi. Beberapa jenis ikan seperti salmon dan sarden mengandung omega 3 yang sangat baik untuk perkembangan sel-sel otak dan kemampuan mengingat seseorang.
6. Meminum teh atau kopi.
Teh dan kopi mengandung kafein yang bisa memacu kerja jantung dan otak untuk terus terjaga dan bekerja lebih baik lagi. Namun konsumsi yang berlebihan, terutama kopi bisa berakibat fatal. Minumlah dalam dosis yang sewajarnya.
7. Selalu membuat catatan dalam bentuk jurnal atau notes kecil.
Data yang masuk ke otak kita tanpa tercatat mungkin saja menempel dan mungkin juga tidak. Namun jika data tersebut dicatat, maka kita dapat melihatnya kembali ketika lupa. Mencatat juga ternyata bisa meningkatkan kemampuan otak untuk menghafal hingga 20 persen.
Kisah Sebuah Guci
Diposting oleh
Erni Purnamawati
on Rabu, 06 April 2011
Label:
kisah inspirasional
/
Comments: (0)
Sebuah kisah yang terjadi di masa lampau, sebelum Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam dilahirkan.
Kisah yang menggambarkan kepada kita pengertian amanah, kezuhudan, dan kejujuran serta wara’ yang sudah sangat langka ditemukan dalam kehidupan manusia di abad ini.
Al-Imam Al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yang artinya):
Ada seorang laki-laki membeli sebidang tanah dari seseorang. Yang ternyata di dalam tanah yang ia beli tersebut itu terdapat sebuah guci emas. Lalu berkatalah orang yang membeli tanah itu kepada sang penjual-nya:
“Ambillah emasmu, sebetulnya aku hanya membeli tanah darimu, bukan membeli emas.”
Si pemilik tanah berkata kepadanya: “Bahwasanya saya menjual tanah kepadamu berikut isinya.”
Karena masing-masing dari mereka tidak ada yang mau mengakui Guci emas tersebut, maka akhirnya keduanya pun menemui seseorang untuk menjadi hakim atas masalah yang mereka hadapi.
Kemudian berkatalah orang yang diangkat menjadi hakim tersebut: “Apakah kamu berdua mempunyai anak?”
Salah satu dari mereka berkata: “Na'am, Saya punya seorang anak laki-laki.”
Yang lain berkata: “Saya punya seorang anak perempuan.”
Lalu Sang hakim berkata: “Nikahkanlah mereka berdua dan berilah mereka belanja dari harta ini serta bersedekahlah kalian berdua.”
Teman..
Sungguh, betapa indah kisah yang dikisahkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ini.
Di zaman yang kehidupan serba dinilai dengan materi dan keduniaan. Bahkan hubungan persaudaraan pun dibina di atas kebendaan.
Wallahul musta’an.
Didalam hadits ini, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengisahkan, transaksi yang mereka lakukan hanya berkaitan sebidang tanah. Si penjual merasa yakin bahwa isi tanah itu sudah termasuk dalam transaksi mereka. Sementara si pembeli berkeyakinan sebaliknya; isinya tidak termasuk dalam akad jual beli tersebut.
Kedua lelaki ini tetap bertahan, mereka lebih memilih sikap wara’ (berhati-hati), tidak mau mengambil dan membelanjakan harta itu, karena adanya kesamaran, apakah harta tersebut halal baginya ataukah haram?
Mereka juga tidak saling berlomba mendapatkan harta itu, bahkan terkesan menghindarinya.
Simaklah apa yang dikatakan si pembeli tanah: “Ambillah emasmu, sebetulnya aku hanya membeli tanah darimu, bukan membeli emas.”
Barangkali kalau kita yang mengalami, masing-masing akan berusaha cari pembenaran, bukti untuk menunjukkan dirinya lebih berhak terhadap emas tersebut.
Tetapi bukan itu yang hendak di sampaikan melalui kisah ini.
Hadits ini menerangkan ketinggian sikap amanah mereka dan tidak adanya keinginan mereka mengaku-aku sesuatu yang bukan haknya. Juga sikap jujur serta wara’ mereka terhadap dunia, tidak berambisi untuk mengangkangi hak yang belum jelas siapa pemiliknya.
Kemudian muamalah mereka yang baik, bukan hanya akhirnya menimbulkan kasih sayang sesama mereka, tetapi menumbuhkan ikatan baru berupa perbesanan, dengan disatukannya mereka melalui perkimpoian putra putri mereka. Bahkan, harta tersebut tidak pula keluar dari keluarga besar mereka. Allahu Akbar.
Bandingkan dengan keadaan sebagian kita di zaman ini, sampai terucap dari mereka: “Mencari yang haram saja sulit, apalagi yang halal?” Subhanallah...
Kemudian, mari perhatikan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits An-Nu’man bin Basyir radhiyallahu ‘anhuma:
“Siapa yang terjatuh ke dalam syubhat (perkara yang samar) berarti dia jatuh ke dalam perkara yang haram.”
Sementara kebanyakan kita, menganggap ringan perkara syubhat ini.
Padahal Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyatakan, bahwa siapa yang jatuh ke dalam perkara yang samar itu, bisa jadi dia jatuh ke dalam perkara yang haram. Orang yang jatuh dalam hal-hal yang meragukan, berani dan tidak memedulikannya, hampir-hampir dia mendekati dan berani pula terhadap perkara yang diharamkan lalu jatuh ke dalamnya.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sudah menjelaskan pula dalam sabdanya yang lain:
“Tinggalkan apa yang meragukanmu, kepada apa yang tidak meragukanmu.”
Yakni tinggalkanlah apa yang engkau ragu tentangnya, kepada sesuatu yang meyakinkanmu dan kamu tahu bahwa itu tidak mengandung kesamaran.
Sedangkan harta yang haram hanya akan menghilangkan berkah, mengundang kemurkaan Allah Subhanahu wa Ta’ala, menghalangi terkabulnya doa dan membawa seseorang menuju neraka jahannam.
Tidak, ini bukan dongeng pengantar tidur...
Inilah kisah nyata yang diceritakan oleh Ash-Shadiqul Mashduq (yang benar lagi dibenarkan) Shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman tentang beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
“Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Qur’an) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).” (An-Najm: 3-4)
Kedua lelaki itu menjauh dari harta tersebut sampai akhirnya mereka datang kepada seseorang untuk menjadi hakim yang memutuskan perkara mereka berdua.
Menurut sebagian ulama, zhahirnya lelaki itu bukanlah hakim, tapi mereka berdua memintanya memutuskan persoalan di antara mereka.
Dengan keshalihan kedua lelaki tersebut, keduanya lalu pergi menemui seorang yang berilmu di antara ulama mereka agar memutuskan perkara yang sedang mereka hadapi. Adapun argumentasi si penjual, bahwa dia menjual tanah dan apa yang ada di dalamnya, sehingga emas itu bukan miliknya. Sementara si pembeli beralasan, bahwa dia hanya membeli tanah, bukan emas.
Akan tetapi, rasa takut kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala membuat mereka berdua merasa tidak butuh kepada harta yang meragukan tersebut.
Kemudian, datanglah keputusan yang membuat lega semua pihak, yaitu pernikahan anak laki-laki salah seorang dari mereka dengan anak perempuan pihak lainnya, memberi belanja keluarga baru itu dengan harta temuan tersebut, sehingga menguatkan persaudaraan imaniah di antara dua keluarga yang shalih ini.
Perhatikan pula kejujuran dan sikap wara’ sang hakim. Dia putuskan persoalan keduanya tanpa merugikan pihak yang lain dan tidak mengambil keuntungan apapun. Seandainya hakimnya tidak jujur atau tamak, tentu akan mengupayakan keputusan yang menyebabkan harta itu lepas dari tangan mereka dan jatuh ke tangannya.
Pelajaran yang kita ambil dari kisah ini adalah sekelumit tentang sikap amanah dan kejujuran serta wara’ yang sudah langka di zaman kita.
Demikianlah cara pandang orang-orang shalih terhadap dunia ini. Adakah diantara kita yang mau yang mengambil pelajaran?
Semoga hal ini bermanfaat bagi kita semua dalam bermu'amalah..
Wallahul Muwaffiq.
Sebagaimana dinukil dari tulisan: Al-Ustadz Abu Muhammad Harist
Sumber:
http://www.asysyariah.com/print.php?id_online=777
Kisah yang menggambarkan kepada kita pengertian amanah, kezuhudan, dan kejujuran serta wara’ yang sudah sangat langka ditemukan dalam kehidupan manusia di abad ini.
Al-Imam Al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yang artinya):
Ada seorang laki-laki membeli sebidang tanah dari seseorang. Yang ternyata di dalam tanah yang ia beli tersebut itu terdapat sebuah guci emas. Lalu berkatalah orang yang membeli tanah itu kepada sang penjual-nya:
“Ambillah emasmu, sebetulnya aku hanya membeli tanah darimu, bukan membeli emas.”
Si pemilik tanah berkata kepadanya: “Bahwasanya saya menjual tanah kepadamu berikut isinya.”
Karena masing-masing dari mereka tidak ada yang mau mengakui Guci emas tersebut, maka akhirnya keduanya pun menemui seseorang untuk menjadi hakim atas masalah yang mereka hadapi.
Kemudian berkatalah orang yang diangkat menjadi hakim tersebut: “Apakah kamu berdua mempunyai anak?”
Salah satu dari mereka berkata: “Na'am, Saya punya seorang anak laki-laki.”
Yang lain berkata: “Saya punya seorang anak perempuan.”
Lalu Sang hakim berkata: “Nikahkanlah mereka berdua dan berilah mereka belanja dari harta ini serta bersedekahlah kalian berdua.”
Teman..
Sungguh, betapa indah kisah yang dikisahkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ini.
Di zaman yang kehidupan serba dinilai dengan materi dan keduniaan. Bahkan hubungan persaudaraan pun dibina di atas kebendaan.
Wallahul musta’an.
Didalam hadits ini, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengisahkan, transaksi yang mereka lakukan hanya berkaitan sebidang tanah. Si penjual merasa yakin bahwa isi tanah itu sudah termasuk dalam transaksi mereka. Sementara si pembeli berkeyakinan sebaliknya; isinya tidak termasuk dalam akad jual beli tersebut.
Kedua lelaki ini tetap bertahan, mereka lebih memilih sikap wara’ (berhati-hati), tidak mau mengambil dan membelanjakan harta itu, karena adanya kesamaran, apakah harta tersebut halal baginya ataukah haram?
Mereka juga tidak saling berlomba mendapatkan harta itu, bahkan terkesan menghindarinya.
Simaklah apa yang dikatakan si pembeli tanah: “Ambillah emasmu, sebetulnya aku hanya membeli tanah darimu, bukan membeli emas.”
Barangkali kalau kita yang mengalami, masing-masing akan berusaha cari pembenaran, bukti untuk menunjukkan dirinya lebih berhak terhadap emas tersebut.
Tetapi bukan itu yang hendak di sampaikan melalui kisah ini.
Hadits ini menerangkan ketinggian sikap amanah mereka dan tidak adanya keinginan mereka mengaku-aku sesuatu yang bukan haknya. Juga sikap jujur serta wara’ mereka terhadap dunia, tidak berambisi untuk mengangkangi hak yang belum jelas siapa pemiliknya.
Kemudian muamalah mereka yang baik, bukan hanya akhirnya menimbulkan kasih sayang sesama mereka, tetapi menumbuhkan ikatan baru berupa perbesanan, dengan disatukannya mereka melalui perkimpoian putra putri mereka. Bahkan, harta tersebut tidak pula keluar dari keluarga besar mereka. Allahu Akbar.
Bandingkan dengan keadaan sebagian kita di zaman ini, sampai terucap dari mereka: “Mencari yang haram saja sulit, apalagi yang halal?” Subhanallah...
Kemudian, mari perhatikan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits An-Nu’man bin Basyir radhiyallahu ‘anhuma:
“Siapa yang terjatuh ke dalam syubhat (perkara yang samar) berarti dia jatuh ke dalam perkara yang haram.”
Sementara kebanyakan kita, menganggap ringan perkara syubhat ini.
Padahal Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyatakan, bahwa siapa yang jatuh ke dalam perkara yang samar itu, bisa jadi dia jatuh ke dalam perkara yang haram. Orang yang jatuh dalam hal-hal yang meragukan, berani dan tidak memedulikannya, hampir-hampir dia mendekati dan berani pula terhadap perkara yang diharamkan lalu jatuh ke dalamnya.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sudah menjelaskan pula dalam sabdanya yang lain:
“Tinggalkan apa yang meragukanmu, kepada apa yang tidak meragukanmu.”
Yakni tinggalkanlah apa yang engkau ragu tentangnya, kepada sesuatu yang meyakinkanmu dan kamu tahu bahwa itu tidak mengandung kesamaran.
Sedangkan harta yang haram hanya akan menghilangkan berkah, mengundang kemurkaan Allah Subhanahu wa Ta’ala, menghalangi terkabulnya doa dan membawa seseorang menuju neraka jahannam.
Tidak, ini bukan dongeng pengantar tidur...
Inilah kisah nyata yang diceritakan oleh Ash-Shadiqul Mashduq (yang benar lagi dibenarkan) Shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman tentang beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
“Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Qur’an) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).” (An-Najm: 3-4)
Kedua lelaki itu menjauh dari harta tersebut sampai akhirnya mereka datang kepada seseorang untuk menjadi hakim yang memutuskan perkara mereka berdua.
Menurut sebagian ulama, zhahirnya lelaki itu bukanlah hakim, tapi mereka berdua memintanya memutuskan persoalan di antara mereka.
Dengan keshalihan kedua lelaki tersebut, keduanya lalu pergi menemui seorang yang berilmu di antara ulama mereka agar memutuskan perkara yang sedang mereka hadapi. Adapun argumentasi si penjual, bahwa dia menjual tanah dan apa yang ada di dalamnya, sehingga emas itu bukan miliknya. Sementara si pembeli beralasan, bahwa dia hanya membeli tanah, bukan emas.
Akan tetapi, rasa takut kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala membuat mereka berdua merasa tidak butuh kepada harta yang meragukan tersebut.
Kemudian, datanglah keputusan yang membuat lega semua pihak, yaitu pernikahan anak laki-laki salah seorang dari mereka dengan anak perempuan pihak lainnya, memberi belanja keluarga baru itu dengan harta temuan tersebut, sehingga menguatkan persaudaraan imaniah di antara dua keluarga yang shalih ini.
Perhatikan pula kejujuran dan sikap wara’ sang hakim. Dia putuskan persoalan keduanya tanpa merugikan pihak yang lain dan tidak mengambil keuntungan apapun. Seandainya hakimnya tidak jujur atau tamak, tentu akan mengupayakan keputusan yang menyebabkan harta itu lepas dari tangan mereka dan jatuh ke tangannya.
Pelajaran yang kita ambil dari kisah ini adalah sekelumit tentang sikap amanah dan kejujuran serta wara’ yang sudah langka di zaman kita.
Demikianlah cara pandang orang-orang shalih terhadap dunia ini. Adakah diantara kita yang mau yang mengambil pelajaran?
Semoga hal ini bermanfaat bagi kita semua dalam bermu'amalah..
Wallahul Muwaffiq.
Sebagaimana dinukil dari tulisan: Al-Ustadz Abu Muhammad Harist
Sumber:
http://www.asysyariah.com/print.php?id_online=777
Siap_Siap Menikmati Makanan Dengan Cita rasa Aneh Dari Jepang
1. Coca-Cola Rasa Teh Hijau
juragan salah satu penggemar minuman Coca Cola dan juga teh hijau (Green Tea)?
Jangan kuatir sekarang juragan bisa minum keduanya secara bersamaan tanpa harus membeli 2 jenis yang berbeda tersebut.
Coca-Cola Jepang telah meluncurkan minuman Coca-Cola mereka yang terbaru yaitu Coca-Cola dengan rasa Teh Hijau (Green Tea flavored Coke).
Selain mempunyai rasa teh hijau, Coca-Cola ini juga NOL kalori (zero calorie) sehingga dijamin bisa membuat anda tetap sehat walaupun minum banyak.
Saya sih tahu orang Jepang suka dengan teh hijau tapi apa mau yah suruh minum Coca-Cola rasa Teh Hijau?
2. Coklat Bentuk Pinsil
Eit, tunggu dulu itu bukan pensil loh melainkan coklat yang berbentuk pensil (chocolate pencils) dan bahkan juga telah disediakan penajam pensil (serutan pensil).
Cokelat yang dibuat oleh Nendo ini terdiri dari beberapa rasa dan ditempatkan pada sebuah tempat yang mirip dengan tempat untuk pensil berwarna.
Pertanyaan yang ada di benak kamu pasti satu hal. Untuk apa serutan pensil tersebut? Iya kan?
3. KitKat Rasa Cabe
Suka dengan coklat KitKat keluaran dari Nestle? Sayangnya di Indonesia, rasa KitKat dari dulu itu itu saja, yaitu rasa coklat wafer asli tapi kalau anda tinggal di Jepang, rasa KitKat itu banyak macam/ rasa bahkan sampai mencapai ratusan loh!!
Tidak tahu juga apakah orang Indonesia sudah puas dengan rasa coklatnya atau orang Jepang sana yang selalu ingin tahu apa rasanya coklat dicampur dengan buah buahan, sayuran dan macam lainnya.
4. Es Krim Rasa Daging Kuda
juragan suka es krim rasa apa? Strawberry, coklat, vanila, duren atau yang lain?
Bagaimana kalau saya tawarkan es krim rasa baru, kami punya es krim rasa daging kuda dan lidah sapi, mau?
Setidaknya itulah yang ditawarkan sebuah perusahaan es krim di Jepang pada saat pameran es krim (Ice Cream Expo) di Yokohama yang akan berlangsung sampai tanggal 10 Agustus ini.
5. Soft Drink Rasa Wasabi
Kalau soft drink rasa strawberry, apel, jeruk mah sudah biasa. Bagaimana kalau coba soft drink rasa wasabi? Waw... pasti luar biasa sensasinya. Wasabi adalah semacam pasta yang dibuat dari tumbuhan sejenis jahe-jahean. Rasanya sangat pedas, dan kalau bentuk pastanya biasanya seperti pasta gigi.
6. Kopi Rasa Mentol
Penggunaan menthol sebagai salah satu bahan campuran untuk produk tertentu seperti pasta gigi, rokok dan lainnya memang bukan suatu hal baru tetapi bagaimana sebagai salah satu bahan di kopi dalam minuman kaleng?
Aneh? setidaknya itulah produk baru yang dikeluarkan oleh perusahaan minuman KIRIN, Jepang yang diberi nama Fire Menthol.
Hmmmm.... kopi rasa menthol? Seperti apa yah rasanya?
juragan salah satu penggemar minuman Coca Cola dan juga teh hijau (Green Tea)?
Jangan kuatir sekarang juragan bisa minum keduanya secara bersamaan tanpa harus membeli 2 jenis yang berbeda tersebut.
Coca-Cola Jepang telah meluncurkan minuman Coca-Cola mereka yang terbaru yaitu Coca-Cola dengan rasa Teh Hijau (Green Tea flavored Coke).
Selain mempunyai rasa teh hijau, Coca-Cola ini juga NOL kalori (zero calorie) sehingga dijamin bisa membuat anda tetap sehat walaupun minum banyak.
Saya sih tahu orang Jepang suka dengan teh hijau tapi apa mau yah suruh minum Coca-Cola rasa Teh Hijau?
2. Coklat Bentuk Pinsil
Eit, tunggu dulu itu bukan pensil loh melainkan coklat yang berbentuk pensil (chocolate pencils) dan bahkan juga telah disediakan penajam pensil (serutan pensil).
Cokelat yang dibuat oleh Nendo ini terdiri dari beberapa rasa dan ditempatkan pada sebuah tempat yang mirip dengan tempat untuk pensil berwarna.
Pertanyaan yang ada di benak kamu pasti satu hal. Untuk apa serutan pensil tersebut? Iya kan?
3. KitKat Rasa Cabe
Suka dengan coklat KitKat keluaran dari Nestle? Sayangnya di Indonesia, rasa KitKat dari dulu itu itu saja, yaitu rasa coklat wafer asli tapi kalau anda tinggal di Jepang, rasa KitKat itu banyak macam/ rasa bahkan sampai mencapai ratusan loh!!
Tidak tahu juga apakah orang Indonesia sudah puas dengan rasa coklatnya atau orang Jepang sana yang selalu ingin tahu apa rasanya coklat dicampur dengan buah buahan, sayuran dan macam lainnya.
4. Es Krim Rasa Daging Kuda
juragan suka es krim rasa apa? Strawberry, coklat, vanila, duren atau yang lain?
Bagaimana kalau saya tawarkan es krim rasa baru, kami punya es krim rasa daging kuda dan lidah sapi, mau?
Setidaknya itulah yang ditawarkan sebuah perusahaan es krim di Jepang pada saat pameran es krim (Ice Cream Expo) di Yokohama yang akan berlangsung sampai tanggal 10 Agustus ini.
5. Soft Drink Rasa Wasabi
Kalau soft drink rasa strawberry, apel, jeruk mah sudah biasa. Bagaimana kalau coba soft drink rasa wasabi? Waw... pasti luar biasa sensasinya. Wasabi adalah semacam pasta yang dibuat dari tumbuhan sejenis jahe-jahean. Rasanya sangat pedas, dan kalau bentuk pastanya biasanya seperti pasta gigi.
6. Kopi Rasa Mentol
Penggunaan menthol sebagai salah satu bahan campuran untuk produk tertentu seperti pasta gigi, rokok dan lainnya memang bukan suatu hal baru tetapi bagaimana sebagai salah satu bahan di kopi dalam minuman kaleng?
Aneh? setidaknya itulah produk baru yang dikeluarkan oleh perusahaan minuman KIRIN, Jepang yang diberi nama Fire Menthol.
Hmmmm.... kopi rasa menthol? Seperti apa yah rasanya?
Kantor Keren
Bagi yang belum kerja atau yg sudah kerja sekalipun, pasti mengidamkan kantor keren seperti ini. Konsepnya unik, interiornya asyik, sepertinya akan memberi aura positif bagi mereka yang bekerja di dalamnya. Intip yuk...